Alkisah Spongebob bersama Patrick tengah
melewati sekolompok fakir miskin. Bermodalkan sehelai rantang yang tergeletak begitu
saja, orang-orang miskin tersebut tengah duduk lesu sambil menundukan kepala.
Spongebob heran, “siapa mereka ini?”
Kemudian Patrick menjawab, “Mereka adalah
orang-orang yang berserah diri.”
“Hah, orang yang berserah diri?” Nampak raut
wajah Spongebob tak setuju atas jawaban yang didengarnya itu. “Mereka ntu, tak
lebih dari seorang pengemis yang memakan harta manusia,” lanjut makhluk kotak
berwarna kuning itu.
“Trus saya harus joget heavy rotation sambil ngomong
pucuk-pucuk gitu?” canda Patrick.
“Hasyah -__-", urang serius yeuh,” balas
Spongebob sambil ngejitak tarang sahabatnya itu. Maukah kamu saya beritahu,
siapa yang termasuk orang-orang yang berserah diri itu?” lanjut Spongebob dengan
ekspresi bak aa Gym lagi ceramah.
“Hehe, sorry mas bro.. bercanda. Sok
atuh jadi yang seperti apa?” tanya Patrick yang mulai penasaran.
“Enelan nih mau tau? ciyus? mi apah?”
ledek Spongebob
“Teuh nyak, ai pas giliran saya serius ente
nu bercanda,” balas Patrick yang terlihat kesal.
“Hohohoo matakan ai saya keur ngomong
teh tong sok lalebay. Yeuh dangukeun, jadi orang yang berserah diri itu adalah
mereka yang “melemparkan” biji di atas tanah, kemudian ia betawakal kepada
Allah.” []
Bekerja. Itulah maksud dari tamsil
melemparkan biji. Pembaca yang dimuliakan Allah, bekerja adalah fitrah manusia.
Islam pun sangat menghargai umatnya yang bekerja. Bekerja tidak hanya sebatas
memenuhi kebutuhan lahiriyah atau mengejar materi saja. Namun agar bernilai, bekerja
juga harus diniatkan sebagai perwujudan ibadah kepada Allah.
Beberapa contoh bagaimana Islam menginginkan
umatnya untuk bekerja termaktub dalam qur’an surat at-Taubah
[9]: 105, “Dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu....” atau dalam surat al-Jumu’ah ayat 9 : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Lihatkan? Betapa banyak hikmah yang
didapat dengan kita bekerja. Tentu saja, akan lebih berkah bila semua ditempuh dengan
cara yang disenangi Allah. Dilakukan dengan niat dan cara yang baik. Untuk yang
satu ini, Rasulullah pernah mengingatkan para sahabatnya, “Barangsiapa yang mencari rezeki yang halal untuk menjadi diri, maka ia
akan bertemu Allah dengan wajah yang bercahaya seperti rembulan purnama. Namun barangsiapa
yang mencarinya untuk kebanggaan (prestise) dan menumpuk harta, maka ia akan
bertemu dengan Allah, sedangkan Dia marah kepadanya.
Terakhir saya ingin menutup tulisan ini
dengan satu cuplikan kisah yang luar biasa. Pada suatu ketika, baginda
Rasulullah bersalaman dengan Sa’ad bin Mu’adz ra. Ternyata kedua telapak
tangannya kasar, lalu Rasulullah menanyakan hal itu. “Apa yang terjadi dengan
tanganmu wahai Sa’ad?” tanya Nabi. “Saya bekerja menyekap tanah untuk memberi
nafkah keluargaku, jawab Sa’ad” kemudian Rasulullah mencium tangannya dan
mengatakan “inilah dua telapak tangan yang dicintai Allah,” []
2 komentar:
wah.. ini kisah spongsbob versi baru yaa... dengan bahasa gado-gado. kalau saya guru bhs indonesia nilainya cuma 50! hehe.. sebenarnya lucu juga sih, tapi bacanya sambil sakit perut jd.........
hm. salut dengan mereka yang mau bekerja keras untuk mencari nafkah halal bagi diri dan keluarganya. memeras keringat dengan menanggalkan rasa malu, lelah dan egonya. jadi ingat kisah fatimah az-zahra yang menggiling gandum dengan tangannya setiap hari...
kisah-kisah sederhana seperti ini selalu menginspirasi. thank's sudah berbagi. ^_^
btw, ditunggu lanjutan kisah 'tahu' nya :)
wohoho... ternyata squidwerd pandai merangkai kata jua ya..
kayanya klo tanpa campursari mantap pin! asli bahasana teu kuat, dek di seriuskeun ge angger seuri! hahaha..
Posting Komentar