Sabtu, 25 Februari 2012

Sepucuk Surat Perpisahan


Dear Santri At Thoriqu Salam
Bagaimana kabar kalian? Semoga kata baiklah yang terdengar, walau ribuan cobaan dan rintangan tengah menghimpit kehidupan kita. Semoga limpahan keberkahan senantiasa mengalir kepada kalian, calon-calon hafidzul qur’an. Amin.
Heumh…  tak terasa yach, sebulan sudah Kakak menjejakan kaki di tanah Lembang ini. Sudah pasti, banyak kenangan yang tersemat dalam setiap pertemuan. Bukan hanya saat perkenalan saja, namun juga tiap detik yang sempat kita lewati bersama.
Hey,, masih ingatkah kalian dengan lagu ini?
Cing ciripit tulang bajing kacapit,
kacapit ku bulu pare,
bulu pare sesekeutna,
jol pa dalang, mawa wayang, jegjegnong..
Yups, itulah lagu yang menjadi soundtrack saat kita pertama kali saling mengenal satu sama lain, mengenal cita-cita, mengenal hobi, dan lain sebagainya. Lalu kita lanjutkan permainan tersebut dengan melompat bersama. Masih hangat dalam ingatan kakak, senyum-senyum manis yang tersimpul apit di kedua bibir mungil kalian. Sangaaaat manis,, lucu pula.

Dear Santri At Thoriqu Salam
Sungguh, Kakak sangat bersyukur bisa hadir di tengah-tengah kalian. Berkesempatan berbagi ilmu, pengalaman, dan canda. Kalian telah memberikan semacam warna baru bagi kehidupan Kakak. Memberikan semangat yang tiada bertepi. Sadarkah kalian, bagi Kakak kalian itu sangat berarti.
Namun begitu, dengan berat langkah Kakak harus mengakhiri pertemuan ini. Kakak harus kembali kepada rutinitas dan kewajiban saat sebelum bertemu kalian. Kakak harus kembali ke Bandung, melanjutkan cita-cita Kakak dan meraih mimpi terdekat, yaitu gelar sarjana. Kakak minta do’a dari kalian semuanya yach..
Seperti yang selalu Kakak katakan pada yang lainnya, setiap pertemuan pastikan berakhir. Namun perpisahan ini bukanlah yang terakhir. Insya Allah, bila Sang Pemilik waktu berkenan memberikan kesempatan kedua, tentunya kita bisa berkumpul kembali dalam lembayung suasana yang lebih indah dari sebelumnya.
Kakak menyadari, walaupun baru sebulan. Rasanya banyak sekali kesalahan yang Kakak goreskan di hati kalian. Sungguh itu merupakan suatu ketidaksengajaan. Karena sebetulnya Kakak ini masih dalam proses belajar, belajar untuk memahami kalian. Semoga kalian berkenan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kakak berharap tak ada lagi rasa kecewa yang tersimpan di hati. Maukan memaafkan Kakak?
Melalui surat ini, Kakak sampaikan kata maaf yang mungkin belum sempat terhantarkan kepada anak-anak At Thoriqus Salam lainnya. Pun Kakak ingin berpesan, tetaplah semangat dalam menuntut ilmu. Raihlah cita-cita kalian dengan usaha yang benar-benar maksimal. Jaga tali persaudaraan di antara kalian. Satu lagi, jangan pernah lupakan Kakak, karena Kakak pun takkan pernah melupakan kalian. Surat ini ialah salah satu bukti kecintaan Kakak pada kalian. Semoga surat ini tak tercecer bersama tumpukan sampah yang terbuang. Dengan kata lain, tolong jaga surat ini.
Sekian dari Kakak. Akhirul kata Wassalamu’alaikum Wr Wb………




























*ditulis saat berakhirnya program KKM UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Cikidang-Lembang. ,