Kamis, 22 Juli 2010

Cappucino Dari Tanah Sunda

KEPULAN asap dari minuman ini dapat merangsang rasa dahaga siapapun. Bagaimana tidak, minuman yang terbuat dari santan kelapa yang dikombinasikan dengan gula merah dan daun pandan ini memberikan aroma yang khas. Apalagi saat minuman yang satu ini, masuk kedalam tenggorokan dan berhenti sejenak di lambung memberikan sensasi kehangatan alami bagi para penikmatnya. Dengan berbagai macam teman makanan pelengkap seperti umbi-umbian, pisang, dan kacang rebus, menjadikan minuman khas Jawa Barat ini begitu nikmat sekaligus mengenyangkan.

BAAJIGUUURRR !! Kiranya seperti itulah nama minuman ini saat dipromosikan oleh semua tukang bajigur manapun. Dengan gerobak dorong berwarna putih biasanya minuman yang sering kali diidentikan dengan capucinno-nya orang sunda ini dijajakan. Bajigur agar senantiasa hangat, seringkali dibiarkan diatas kompor yang menyala dan disimpan dalam sebuah wadah alumunium.

Minuman yang berasal dari plesetan kata “Bajingan” ini, memiliki penggemarnya dari berbagai kalangan. Bahkan hampir semua kalangan suka akan minuman ini. Mulai dari anak kecil sampai yang lanjut usia, atau mulai dari kalangan orang-orang yang melarat sampai kalangan para konglomerat. Mereka suka minuman ini.

Pernahkah anda menikmati minuman jenis ini? Bila anda tertarik untuk mencicipinya? Anda tak perlu merogoh uang yang ada di saku anda dalam-dalam, bajigur ini bisa di beli mulai dari harga seribu rupiah. Murahkan??

Membuat Bajigur
            Jangan risau, jangan pula bersedih, bahkan jangan sampai membunuh anak tetangga bila tidak ada tukang bajigur di sekitar rumah Anda. Karena bajigur ini bisa dibuat sendiri kapanpun Anda mau. Tak perlu pula Anda kursus selama tiga tahun untuk bisa membuatnya. Selain bahan-bahan yang mudah didapat proses pembuatannya pun terbilang tidak memakan waktu yang berhari-hari.

Pertama, tentu saja kita harus mengumpulkan terlebih dahulu bahan-bahannya. Seperti: kopi, garam, sirup, gula jawa, santan kelapa, vanili satu bungkus saja, dan kolang kaling yang tipis panjang lalu direbus hingga matang.

Tahap kedua campurkan kopi, garam, gula jawa dan santan, lalu aduk rata. Kemudian masak campuran ini sambil diaduk-aduk sampai mendidih dengan api sedang. Tambahkan vanili.  Masukkan irisan kolang-kaling yang tadi Aduk rata. Angkat dan hidangkan panas-panas dalam cangkir atau gelas. Mudahkan !!!

Nah, nikmatilah minuman ini selagi anda masih hidup. Tidak ada ruginya mengkonsumsi minuman ini. Selain sehat, murah, nikmat, mengenyangkan, menghangatkan lagi. suruput heula ah,,

Akhir Sebuah Amarah

1
TOLONG !!
Suara parau itu terdengar dimana-mana. Sayang, kerasnya suara petir mengaburkan pendengaran serta derasnya hujan membuat pencarian semakin menyulitkan. Hari mulai gelap namun tak menyurutkan warga Desa Parimpangan untuk terus mencari para korban yang belum selamat.

2
“Hayoo, Ahsan mau kemana?” kata seorang wanita sambil menggendong anaknya yang mulai nampak menggemaskan itu.
“Ah ibu, tulrunkan Ahsan” rengek anak tersebut yang sudah lima tahun namun belum bisa mengucapkan kata “er” dengan jelas.  
“Tapi janji kalo ibu turunkan jangan lari-larian yach??”  pinta si ibu tadi. “
Iyah..” jawabnya singkat dengan nada manja khas anak kecil.
Tapi dasar anak kecil, lain di mulut, lain pulalah tindakannya. Baru saja si Ahsan berjanji untuk tidak berlari-larian lagi. Namun, setelah dilepas ia malah kembali berlari menjauhi ibunya.
“Mble..” ledek Ahsan yang merasa berhasil menipu ibunya sendiri.
“heh dasar anak kecil” gumam si ibu saat melihat tingkah anaknya itu.

Ahsan begitu disayangi ibunya. Bagaimana tidak, Ahsan tumbuh menjadi orang yang berbakti, sopan, dan tidak banyak menuntut. Kehidupannya yang sederhana tak membuat ia minder dan putus asa. Ia sadar bahwa ia bukanlah orang yang teramat miskin, sehingga ia tak pernah merasa minder untuk bertemu siapapun dan tak pernah merasa putus asa bila selalu di remehkan yang lainnya. Terlebih lagi ia bukanlah seorang anak yang kaya raya, sehingga ia tak pernah meremehkan siapapun. Sungguh suatu kepribadian yang amat sulit terpatri pada siapapun bila tidak dibiasakan dilatih sejak kecil.

Senja semakin menyingsing, cuaca sudah mulai tak seganas tadi siang. Sambil menunggu maghrib tiba, terlihat kesibukan Ibu Ahsan yang sedang membereskan rumahnya. Selepas menyapu teras, Ibunya beristirahat di sebuah kursi bambu yang berwarna coklat. Melihat ibunya yang sedang kelelahan, Ahsan dengan segera membuatkannya teh manis.
“Ini bu, Ahsan bawain teh manis.“ seraya meletakan cangkir tersebut di atas meja.
“Aduh baik bener anak ibu.. ngerti aja kalau ibu lagi capek..” goda si-ibu sambil membelai ubun-ubun anaknya tersebut.
“Yach, kan ibu sendiri yang ngajarin Ahsan kayak gini” balas Ahsan yang terlihat tak mau kalah memuji balik ibunya.

3
Kini Ahsan sudah beranjak remaja. Sesekali Ahsan sering melamun tentang sosok Ayahnya. Tiga belas tahun diasuh tanpa kasih sayang seorang Ayah, membuat hidupnya merasa ada yang kosong. Tak kuasa menahan rasa penasarannya, ia pun segera bertanya pada Ibunya yang sedang menjahitkan pakaian untuknya di ruang tamu.
“Ibuuu, Ahsan boleh nanya sesuatu ga ke Ibu??” seraya mendekati ibunya.
“Boleh, mau nanya apa nak?” balas Ibunya seraya menghentikan pekerjaannya dan langsung menghadapkan wajahnya pada Ahsan.  
“Ehm, bu.. ibu kangen ga sama Ayah?? Ahsan mau tau kalau Ayah Ahsan itu orangnya seperti apa bu? Kenapa sampai saat ini Ahsan ga pernah ngeliat foto Ayah satupun bu?
Ibu Ahsan kagetnya bukan kepalang menerima pertanyaan mendadak dari anaknya seperti itu, tubuhnya bagai disambar petir, sejenak lidahnya kelu, emosinya mulai tak stabil. Namun dengan sigap ia bisa meredam emosinya tersebut. Dengan penuh kelembutan dibelailah kepala anaknya yang belum tau apa-apa.
“Nak, kok nanya kayak gitu sich, ada apa?? Ibu Ahsan berusaha mengalihkan topik pembicaraannya dengan halus.
“Yach, Ahsan iri bu sama temen-temen Ahsan yang masih punya Ayah. Mereka terlihat bahagia. Ahsan cuma ingin tau ajah sosok Ayah itu seperti apa? Ibu kan belum pernah cerita ke Ahsan soal ini”.
Tak kuasa lagi mengelak. Akhirnya ibu Ahsan pun bercerita panjang lebar.
“Ayah kamu yach nak, orangnya baik hati, ibadahnya rajin, trus ganteng pula.” ujar ibu penuh tatapan kosong.
Waktu usianya masih muda banyak sekali teman perempuannya yang naksir sama bapak mu nak. Dulu kakek ayah kamu itu kan ngurus sebuah yayasan, nach ibu ketemu sama ayahmu di yayasan itu. Karena memang sering ketemu akhirnya ibu sama ayah dijodohkan oleh kakek mu. Seperti itu nak.” tambah sang ibu.
“Hah, kayak kisah Siti Nurbaya ajah pake acara dijodohin segala. Tapi kok ibu gak punya foto ayah sich?” tanyanya lanjut.
“Ayahmu memang ga suka di foto nak!! Jadi ibu ga punya satupun foto ayahmu,” jaab sang Ibu sekenanya.
“Udah.. udah ah nanyanya dilanjutkan kapan-kapan lagi. Besok kan kamu mesti sekolah, cepat tidur. Ibu juga udah mulai ngantuk nich,” pinta ibunya dengan halus.
“Yah ibuuuu, ya udah dech besok dilanjutin ya bu,” pinta Ahsan sambil pergi menuju kamar tidurnya.
Setelah Ahsan masuk ke kamarnya, barulah ibunya menitikan air mata. “Maafkan ibu nak, ibu mesti berbohong pada mu. Ini semua untuk kebaikanmu kelak,” sang ibu menagis lirlh.

Tiba-tiba, DUG… DUG.. DUG… suara pintu diketuk dengan sangat keras sekali, sontak saja mengagetkan Ahsan dan ibunya yang hampir mau merebahkan tubuhnya. Ketika di buka pintunya ada Ibu Rahma yang  di temani oleh dua petugas keamanan. Tanpa diberi kesempatan bertanya terlebih dahulu, setelah pintunya dibuka si ibu tadi langsung berkata :
“Hey… kamu wanita pengganggu.. gak tau malu suami orang di embat juga. Ngaca loe !!” bentak salah satu tetangganya.
“Aduh, ada apa ini?? Kok Ibu Rahma tiba-tiba marah-marah?? Apa salah saya bu??” tanya ibu Ahsan yang mulai cemas.
“Halaaaah, gak usah banyak cing cong.. bu dengerin yach.. saya tau masa lalu ibu dulu seperti apa, pelacuuuuuurrrr !! Dasar pelacur kampungan. Tuch,  anak loe Ahsan juga hasil lacur loe dengan lelaki belangkan?! Sekarang loe mau embat suami gue.. gak akan gue biarin.. dasar pelacur luch, sekali pelacur tetap pelacur !! Tiap hari aja loe pake jilbab tapi prilaku loe biadab.. gangguin suami orang..” hardik ibu Rahma yang sama sekali tidak memberikan kesempatan pada Ibu Ahsan untuk memotong perkataannya sedikit pun.
 “Maksud ibu, Pak Khair?” tanya balik ibu Ahsan setelah ibu Rahma selesai menghinanya habis-habisan.
Belum sempat ibu Ahsan melanjutkan perkataannya, Ibu Rahma langsung menyambar seraya memukul keras pintu di depan ibu Ahsan.
“Ya iyalah suami guekan cuma satu, gak kayak loe. Gak jelas suami loe yang mana,” maki Ibu Rahma semakin menjadi. 
“Bu, justru Pak Khair sendiri yang suka menggoda saya. Saya sebenarnya mau bilang ke ibu langsung atas perbuatan suami ibu itu. Tapi saya urungkan karena saya tidak mau mengganggu hubungan ibu dengan suami ibu,” dengan menahan air matanya, ibu Ahsan berusaha membela diri.
Sedangkan Ahsan, hanya tercengang melihat ibunya diterjang habis-habisan dengan perkataan yang tak sepatutnya terlontar kepada sosok yang sangat dia cintai. Ahsan terdiam sesaat ia mendengar dengan jelas hardikan yang secara tidak langsung menyerang dirinya juga. Tak puas menghardik Ibu Ahsan, Ibu Rahma menyerang Ahsan yang hanya terpaku karena tak tau apa-apa.
“heh, Ahsan… loe liat prilaku ibu loe, yang sok alim.. ternyata bejaaaaaaaat.. loe tau ga, loe itu anak haram, anak yang terlahir tanpa ayah… dan ibu loe tuch gangguin suami gue.. buat jadi bapak loe” dengan mata melotot dan suara yang semakin meninggi.
Astagfirullah.. tidak ada niat sedikitpun dari saya untuk melakukan perbuatan itu bu.. tidak ada.. ibu Rahma jangan asal menuduh,” bela Ibu Ahsan terhadap anaknya.
“Benarkah itu bu..” Ahsan meminta penjelasan yang dapat memuaskan kebingungannya.
”Gak nak. Itu ga benar,” ungkap ibu Ahsan sambil mendekat pada anaknya.
”Sampai kapan loe mau nyembunyiin kebenaran dari anak loe itu, heuh...” pekik Ibu Rahma tanpa peredam.
Suasana pun semakin mencekam.. Ibu Rahma terdiam untuk mengambil nafas sejenak.. sedangkan Ibu Ahsan hanya bisa menangis tanpa bisa menjawab pertanyaan anaknya..

Ahsan harus menerima kenyataan bahwa ia Anak tanpa ayah. Ibunya tak sempat menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Ia lebih mempercayai hasutan tetangganya daripada ibunya sendiri. Ia sangat tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Lalu ia pun pergi meninggalkan ibunya yang selama ini mendidiknya dengan peluh dan keringat. Ahsan pergi entah kemana...
Si ibu menangis pilu, aib yang sudah lama ia kubur dalam-dalam akhirnya terbongkar pula. Sungguh sebuah cobaan yang berat. anak semata wayangnya pergi dengan kebencian yang mendalam. Sedangkan Ibu Rahma melenggang lenggong pergi meninggalkan Ibu Ahsan sendirian. Tak jelas maksud kedua petugas keamanan tadi untuk apa, yang jelas hasutan yang ia tembakan secara membabi buta kepada keluarga Ahsan tunai sudah.

5
Seminggu pun berlalu, sejak kejadian pelabrakan yang dilakukan oleh Ibu Rahma. Ibu Ahsan berusaha mencari keberadaan anaknya. Ia mencoba mencari di rumah teman-temannya yang sering mengajaknya bermain. Namun sayang Ahsan tidak ada disana.

6
Hingga suatu hari saat hujan turun dengan derasnya musibah longsor terjadi di Desa Parimpangan. Seluruh rumah yang ada di bukit paling atas amblas. termasuk rumah dia dan ibunya. Mendengar kejadian tersebut Hasan langsung teringat pada ibunya.
Segera ia pun berlari… mencoba menemukannya...

TOLONG !!
To…… long !! Suaranya semakin lemah saja.
“Ibuuuu” teriak salah seorang pemuda. Bajunya sudah basah dan bercampur lumpur, air matanya mengalir sederas hujan yang sedang mengguyur desa tersebut sejak tadi sore. Hilir mudik warga sekitar saling membantu menyelamatkan korban yang masih tertimbun longsor. Bantuan dari desa seberang belum datang sepenuhnya, mengingat jalan utama pun masih sulit ditempuh dengan kendaraan.
“Ahsan, kamu jangan turun terlalu jauh !! Masih terlalu bahaya” teriak seorang bapak paruh baya yang melihat pergerakan Ahsan yang dinilai membahayakan.   
Namun Ahsan tak memperdulikannya, ia masih terus mencari dan menyingkirkan beberapa batu yang menghalangi jalannya. Longsor membuat rumah-rumah sudah tidak pada tempatnya lagi. Ahsan harus terus mencari bila ingin menemukan ibunya, ia semakin merangsak turun menembus tanah-tanah licin. Saking licinnya seringkali ia Jatuh tersungkur, namun Ahsan tetap berjuang. Setiap kali ia menemukan orang yang tertimbun, ia dihadapkan pada dua kenyataan, apakah itu ibunya?! Kalau bukan berarti ia harus mencari lagi. Ia berharap dapat bertemu dengan ibunya dalam keadaan selamat dan masih sempat untuk mengucapkan kata maaf. 
Ya Allah, tolonglah hambamu ini, temukanlah hamba dengan ibuku, Ya Allah !! Sungguh hanya pada-Mu ku memohon pertolongan… Do’anya sepanjang pencarian tak henti-hentinya ia panjatkan pada Sang Penguasa Alam.
Saat ditemukan sang Ibu sudah tiada. Hatinya remuk, teringat saat-saat terakhir Ahsan pergi meninggalkan Ibunya. Saat ibunya mau di makamkan, Ahsan mendapatkan sepucuk surat yang sudah lusuh dari ibu-ibu yang bertugas memandikan jenazah ibu Ahsan. Tulisan tersebut bertuliskan tentang kejadian yang sebenarnya. Meledaklah tangis Ahsan setelah membaca tulisan dari ibunya tersebut.

7
Untuk Ahsan
Anakku tersayang..
      Assalamua'alaikum Nak !!
      Wahai anakku, sungguh sebuah cobaan yang teramat menyakitkan saat engkau pergi meninggalkan ibu sendiri dengan amarah mu yang bergejolak. Ibu tau sayang, engkau pasti tidak terima atas apa yang telah terjadi. Apalagi dengan ibu nak… bertahun-tahun hingga kini ibu masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ibu sendiri adalah korban dari kebiadaban lelaki jalang. 
      Wahai anakku, sungguh dari kecil ibu sudah dididik untuk menjaga kesucian seorang perempuan. Sungguh betapa sakitnya saat kesucian itu direnggut dengan paksa. Bila saat itu ibu tidak bersandar pada Keagungan dan Kekuasaan-Nya. Mungkin sampai detik ini pun engkau tak kan pernah terlahir. Karena, ibu selalu diliputi perasaan untuk mengakhiri hidup ibu sendiri.
      Wahai anakku, maafkanlah ibu nak !! karena merahasiakan hal yang amat penting darimu.. tapi itu semata karena ibu tak ingin kehilanganmu. Engkaulah permata yang tersisa dari hidup ibu, cahaya penyemangat dalam setiap ruang kegelisahan ibu nak!!
      Wahai anakku, kembalilah !! Pulanglah nak !! Temanilah ibu mu yang terlanjur hina ini untuk menjalani hidup yang sudah semakin menyesakan. Bantulah ibu untuk menguatkan diri agar tidak semakin terjerumus pada lubang kenistaan.
-IBU mu-
sekian

Sabtu, 03 Juli 2010

Si Putih Dari Cianjur itu, Kualitas Ekspor

           SORE itu, cahaya sang surya mulai redup. Mendung yang menyelimuti daerah itu tak membuat murung sepasang suami istri dalam menjalankan roda bisnis kehidupannya. Walau tempatnya di kelilingi oleh hiruk pikuk keramaian perbatasan kota, Namun rasanya tak pernah tergurat sedikitpun isyarat ataupun terlintas sepatah kata akan keputus asaan dari mereka. Bagi mereka hidup tetaplah hidup oleh karena itu hidup harus tetap di jalani.

         Pasangan itu merupakan salah satu dari keluarga yang sekarang tinggal di Komplek Tirtawening-Cilengkrang I. Dua belas tahun sudah mereka menggeluti bisnis dagang yang tokonya bertempatkan di dekat Bunderan Cibiru. Kab. Bandung. Sebut saja namanya Ibu Rahmah beserta suaminya.

          Siapa sangka? Di sebuah kios kecil sederhana yang di cat putih bergaris merah itu. Terdapat satu dagangan yang bukan barang biasa. Karena ternyata barang dagangannya itu sudah sering di ekspor ke luar negeri. Tak hanya di tataran negara tetangga saja namun barang ini sedang merambah pada Benua Eropa.

         Pada awalnya usaha ini dipegang oleh saudara dari keluarga suaminya, namun karena melihat prospek yang cukup lumayan terhadap bisnis ini, akhirnya mereka pun mencoba menggelutinya dengan serius.

        Si putih made in Cianjur, begitulah orang-orang disana menyebutnya. Putih karena terbuat dari singkong yang difermentasikan dalam sebuah wadah khusus selama satu bulan. Bentuknya lonjong seperti terong, dan berwarna putih ke kuning-kuningan, serta rasanya yang manis namun sedikit asam membuat makanan asli Bandung ini begitu digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Makanan itu tak lain dan tak bukan ialah Tape atau yang lebih akrab dengan sebutan peuyeum.

            Peuyeum yang satu ini memang beda. Ukurannya yang sebesar pentongan hansip menjadi daya jual khas dari makanan fermentasi ini. Oleh karena itu, tak ayal peuyeum jenis ini sering menjadi incaran. Khususnya saat hari libur datang baik warga pribumi maupun warga asing, baik warga yang menetap atau pun yang nomaden. Si-putih made in Cianjur, biar lokal. Kualitas ekspor.

***

Resume : 11 Konsep Ketuhanan

Nb: just for your knowledge...


Dinamisme (kekuatan)
        Dinamisme berasal dari kata yunani “dynamis” yang dalam bahasa Indonesia disebut kekuatan. Bagi manusia primitif (yang kebudayaannya masih rendah) tiap-tiap benda yang berada di sekelilingnya bisa mempunyai kekuatan batin yang rahasianya tidak diketahui (misterius).

Animisme (Roh)
        Ada masyarakat primitf lain yang berpendapat bahwa semua benda (baik yang bernyawa atau tidak) mempunyai roh. Sungguh pun masyarakat primiitif ini percaya pada roh. Roh bagi mereka bukanlah seperti roh apa yang diketahui. Bagi mereka roh itu tersusun dari suatu zat alam yang halus yang menyerupai uap atau udara 
        Dalam animisme ini, roh itu makan, beberbentuk, dan mempunyai umur. Roh pun dipercayai mempunyai kekuatan dan perasaan. Oleh karena itu “keridhaannya” mesti dicari. (diusahakan) supaya ia tidak marah maka dilakukanlah ritual-ritual untuk para roh.

Politeisme
        Peningkatan makna bahwa roh mempunyai kekuatan ghaib. Setingkat dengan pemaknaan peningkatan nenek moyang menjadi dewa. Perbedaan antar keduanya hanya dalam derajat kekuasaan. Dewa dipandang lebih berkuasa, tinggi, dan mulia. Sedangkan roh dipandang tidak sekuasa dan semulia dewa. Tingkatan roh akan setara dengan dewa bila saja penyembahannya dilakukan dengan cara teratur dan tertentu. Namun bagaimana juga politeisme memperkecil jumlah roh-roh yang disembah dalam animisme. Dan politeisme ini memberi bentuk dan sifat yang lebih jelas bagi dewa-dewa daripada animisme itu sendiri. 
         Pada mulanya dewa-dewa dalam politeisme pun berkedudukan sama , akan tetapi karena beberapa hal lambat laun beberapa dewa pun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari dewa yang lain. Jadi politeisme itu sendiri adalah paham akan kepercayaan dewa-dewa yang dituhankan, yang setiap dewa berbeda tingkatannya.

Henoteisme / monolatry
           Seiring perkembangan waktu, muncul segolongan masyarakat yang merasa tidak puas bila menyembah banyak dewa. Oleh karena itu muncullah aliran yang mengutamakan hanya satu dewa saja yang diberi kedudukan tertinggi diantara dewa-dewa yang lain. Dewa tertinggi ini dipandang sebagi dewa kepala dari dewa-dewa yang lainnya. Sehingga penyembahannya lebih diutamakan. 
          Sebenarnya paham ini bisa meningkat menjadi monoteisme, namun belum bisa dikatakan sebagai monotesme karena aliran ini berpendapat dewa-dewa yang tidak menjadi prioritas itu menjadi saingan dari dewa yang telah diprioritaskan sebelumnya. Dalam kata lain tidak adanya penolakan terhadap dewa-dewa yang lain.

Monoteisme
            Henoteisme kiranya perlu selangkah lagi untuk meningkat menjadi monoteisme. Kalau dewa-dewa asing yang disangka saingan, dalam monoteisme sudah tidak adalagi berbagai tuhan yang diakui. Hanya ada satu tuhan dalam alam semesta ini. Tiada Tuhan selain Dia.

Deisme
            Monoteisme bisa berbentuk deisme atau teisme. Deisme sendiri berasal dari kata dues (Tuhan). Menurut paham ini, “Tuhan berada jauh diluar alam.” Setelah menciptakan alam semesta tuhan tidak lagi memperhatikan alamnya. Alam berjalan dengan peraturan-peraturan yang tidak berubah-rubah (sunatullah)
           Seperti itulah alam semesta dalam pandangan Deisme (alam bekerja menurut mekanisme yang telah diatur dengan tuhan). Karena Alam bekerja sesuai dengan mekanisme tertentu, maka dalam paham ini tidak terdapat paham mukjizat (sesuatu yang bertentangan dengan sunnatullah). Oleh karena itu dalam paham ini do’a menjadi tidak ada gunanya karena segala sesuatu telah berjalan sesuai mekanisme tertentu dan Tuhan sudah tidak ikut campur lagi dalam soal kehidupan. Menurut Deisme sendiri akal dapat membedakan sendiri yang baik dan yang buruk sehingga tidak perlu lagi akan wahyu dari Tuhan.

Teisme
             Menurut paham ini Tuhan memang berada di luar alam. Akan tetapi walaupun berada di luar alam keberadaan tuhan masih sangat dibutuhkan sebagai pengatur keberjalanan kehidupan ini, oleh Karena itu perlu berhajat pada-Nya. Dalam paham ini, alam tidak beredar menurut ketetapan yang sudah ada, melainkan atas kehendak Tuhan. Oleh karena itu Teisme sendiri masih meyakini adanya mukjizat dan do’a.

Panteisme
        Dalam paham ini, bahwa seluruh cosmo adalah Tuhan. Dan benda-benda yang dapat dijangkau oleh panca indera adalah bagian dari Tuhan karena seluruh cosmo ini adalah satu. Maka Tuhan pun dikatakan satu. Hanya tuhan dalam panteisme mempunyai bahgian-bahagian (berbilang). 
         Dalam paham ini juga tuhan tidak pernah berbubah. Adapun bagian-bagian dari Tuhan yang berubah hanyalah ilusi belaka.

Naturalisme
       Paham ini berpendapat bahwa Ala mini berdiri sendiri dan sempurna(beredar dan beroperasi berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam dirinya sendiri). Ala mini tidak berasal dari dan tidak bergantung kekuatan gaib (Supranatural) manapun. 
         Paham Naturalis ini muncul saat ilmu pengetahuan tentang alam ini berkembang pesat. Dan ahli ilmu alam melihat bahwa ala mini ber-evolusi dan bergerak menurut aturan-aturan yang tetap. Dengan adanya hokum-hukum alam tidak ada lagi misteri terciptanya alam. Bahkan dengan hukum ini masa depan dapat ditentukan dari sekarang. Tidak adalagi sesuatu yang paling tinggi atau sesuatu yang supreme.

Ateisme
           Paham naturalisme yang berkembang pada akhirnya menghasilkan satu kesimpulan yaitu kepercayaan bahwa Tuhan itu tidak ada atau yang lebih dikenal dengan Ateisme. 
Paham ini berpendapat seperti ini :  
"Kalau betul Tuhan itu ada mengapa tidak menunjukan dirinya ? 
"Kalau betul Tuhan itu ada mengapa Ia tidak menciptakan alam ini sekaligus sempurna."

"Kalau betul tuhan ada mengapa diciptakan kejahatan, apakah alam yang penuh kekacauan ini adalah ciptaan Tuhan yang Maha Sempurna lagi Maha Mengetahui? 
"Kalau memang ada Tuhan yang menciptakan alam ini, seharusnya tidak terjadi kehancuran, kejahatan, bahkan kekacauan? Oleh karena itu alam yang ada sekarang ini bukanlah ciptaan tuhan.

Agnotisime
       Kalau misalkan ada faham yang tegas mengatakan bahwa Tuhan itu ada, dan dengan tegas pula menyatakan Tuhan itu tiada. Tetapi ada juga yang mengatakan keraguan akan adanya Tuhan. Atau secara sederhananya manusia tidak bisa memperoleh pengetahuan tentang tuhan. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan Agnotisisme (tidak mengetahui)
        Paham ini tidak tega mengatakan ketidak adaan Tuhan. Paham ini menyatakan mungkin saja ada namun manusia tidak bisa mengetahui-Nya secara positif. Atau sceptis (ragu-ragu). Istilah Agnotistik diciptakan oleh Thomas Heniy Huxley (1825-1895) sebagai lawan kata dari guostik yang menyatakan bahwa pengetahuan positif tentang tuhan dapat diperoleh manusia. Oleh karena itu seorang agnostic bisa percaya dengan adanya tuhan tapi tidak tahu siapa dan bagaimana sifat-sifat Tuhan itu.
(Source : Catatan Pribadi)

Resensi Buku : MENAPAK JALAN SUKSES

Ranke Sanbbi
Jurnalistik B’08
Matakuliah : Menulis Akedemik
Dosen : Pak Agus Safei

JUDUL BUKU : MENAPAK JALAN SUKSES
PENYUSUN : Drs. RUDY HARIYONO
PENERBIT : PUTRA PELAJAR
JUMLAH HALAMAN : 128
JENIS HURUF : GEORGIA
UKURAN HURUF : 12
TIPE KERTAS : A6
WARNA COVER : MERAH JINGGA
HARGA BUKU : Rp 4.000,00
ISI BUKU : 

        Setiap manusia mendambakan kesuksesan dalam setiap kehidupan yang sedang dijalaninya, karena pada umumnya manusia mengukur derajat kehidupan didunia berdasarkan kesuksesan seseorang. Akan tetapi untuk mencapai kesuksesan itu tidaklah semudah yang dibayangkan, banyak sekali kendala dan rintangan yang harus dihadapi sebelum mencapai puncak kesuksesan dan tak jarang pula banyak yang mengalami kegagalan. Kegagalan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena tidak mengetahui cara atau langkah-langkah untuk mencapai kesuksesan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka buku ini hadir untuk memberikan sedikit pengetahuan tentang cara membangkitkan, mengatur, dan mengendalikan kemauan guna meraih kesuksesan.

KOMENTAR :

1. Secara penampilan, pembaca cukup dibuat penasaran dengan design cover yang bersiluetkan manusia dengan warna kuning sebagai latar cahaya dibelakang siluet tersebut

2. Karena jenis kertasnya A6, maka buku ini mudah dibawa, tidak ribet, dan tidak berat.

3. Bahasa tulisannya tidak monoton dan tidak bersifat menggurui, akan tetapi lebih bersifat diskusi yang mengajak pembaca berpikir dan membuka pola pikir pembaca harus bagaimana.

4. Antara judul dan sub-judul terpisah dengan jelas, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku ini.

5. Harga yang murah bisa jadi point tambahan, karena kalau mahal biasanya pembaca mikir-mikir dulu kalau mau beli. Walaupun tidak selalu seperti itu.